Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal Buku : 534 halaman
Novel Karya Andrea
Hirata dengan tebal buku 534 halaman ini mengandung sebuah cerita yang
sangat menarik. Cerita yang ada didalam Novel ini merupakan kisah nyata
dari perjalanan seorang Penulis dalam mengejar mimpinya hingga ke Negara
Perancis. Cerita ini pun ramai dipuji hingga dijadikan Film yang sangat
menarik oleh Sutradara terkenal Riri Riza dan Mira Lesmana. Novel ini
mampu membuat pembaca merasa seperti terhanyut dan terbawa ke dalam
cerita didalamnya.
Andrea Hirata adalah Seseorang yang suka
bermimpi dalam menjalankan hidupnya. Namun, mimpi itu akan dia usahakan
untuk menjadi kenyataan. Didalam Novelnya Dia lebih menceritakan
tentang masa lalunya di Belitong. Sehingga cerita yang ada didalam Novel
ini benar – benar bersuasana sama seperti tempat asli terjadinya
kejadian tersebut.
Gaya bahasa yang digunakan Andrea Hirata
dianggap sebagai gaya yang baik dan sangat menarik, didalamnya selain
menggunakan Bahasa Indonesia juga menggunakan Bahasa Melayu yang membuat
para pembaca tampak sedikit kebingungan dan harus menerka apa maksud
dari bahasa tersebut. Namun, arti didalam setiap Bahasa Melayu yang
digunakan selalu terdapat dikalimat terbawah, sehingga setelah membaca
pengertian dari Bahasa yang digunakan kita dapat mencerna kembali Bahasa
Melayu yang tadinya sedikit kurang dimengerti.
Alur yang
terdapat didalam Novel ini adalah Alur Campuran, namun lebih dominan
menggunakan Alur Maju. Pengarang menggunakan sudut pandang orang
Pertama, karena Penulis merupakan Toko Utama didalam cerita ini.
Sehingga ceritanya membuat penasaran bagi para pembaca sehingga ingin
cepat menyelesaikan membacanya. Novel ini banyak mengandung amanat yang
bermanfaat bagi para pembacanya. Andrea Hirata mengajarkan kita agar
tidak terlebih dahulu Putus Asa, jika ingin meraih mimpi yang
diinginkan. Cara pengarang menggambarkan tokoh
– tokoh dalam cerita ini berlainan dengan cara yang biasa dipakai oleh
Pengarang lainnya.
Tokoh utama dari cerita ini bernama Ikal ia
adalah Seorang anak laki – laki yang tangguh, pintar, berani, dan mau
belajar demi mimpi yang ingin diwujudkannya. Tokoh Lintang adalah
Seorang anak laki – laki yang sangat cerdas, jenius, berani, tetapi
karena keadaanlah yang membuat dia Putus Sekolah. Tokoh Mahar adalah
Seorang anak laki – laki yang pintar menyanyi, cerdas, dan suka terhadap
hal – hal yang gaib (misteri), Bu Mus adalah Seorang wanita yang sangat
baik, bijaksana, dan guru yang sangat dicintai murid – muridnya, dan
masih banyak tokoh lainnya.
Kisah dalam Laskar Pelangi ini
diawali dari kehidupan seorang anak yang bernama Ikal yang memulai
sekolah dengan harus menunggu sepuluh anak yang ingin bersekolah di
sekolah Ikal. Dengan cemas Ikal, Sahara, Trapani, Kucai, Syahdan, Mahar,
Lintang, Borek, A kiong, Bu Mus, Pak Harfan, dan para orang tua murid
menunggu apakah ada satu orang lagi yang ingin bersekolah di SD
Muhamaddiyah jika, tidak sampai sepuluh anak maka, mereka tidak akan
bisa bersekolah. Karena, SD Muhamaddiyah akan tamat riwayatnya. Sekian
lama mereka menunggu akhirnya Seorang pria jenaka berusia Lima belas
tahun dan agak terbelakang mentalnya menyelamatkan kesembilan temannya
juga Sekolah SD Muhamaddiyah. Ikal dan teman – temannya sangat senang,
akhirnya mereka bisa bersekolah di SD Muhamaddiyah untuk meraih mimpi
dan cita - citanya bersama teman – temannya yang luar biasa di Belitong.
- Kelebihan atau hal yang menarik dari Novel ini adalah dapat membangkitkan kita agar tidak mudah putus asa jika, ingin meraih mimpi. Mengajarkan kita agar baik terhadap teman sesama untuk saling membantu satu sama lain.
- Kekurangan menurut saya hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33 yang menceritakan kejatuhan Bangka Belitung yang dulu bergemilang.